C.
Alat – Alat Optik
Alat-alat optik
adalah alat yang bekerja berdasarkan prinsip optic (cermin dan lensa).
1. Mata
Titik terdekat yang
mampu dilihat oleh mata dengan jelas disebut titik dekat mata (Punctum proximum/PP). titik dekat mata
disebut juga jarak baca normal (Sn) yakni 25 cm.
Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
§
Titik dekat mata
(punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang masih
dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya
berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk
dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
§
Titik jauh mata
(punctum remotum)
adalah jarak benda terjauh di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas.
Untuk mata normal titik jauhnya adalah “tak terhingga”.
Untuk mata normal
(emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan
jatuh tepat pada retina.
Cacat pada mata ada
3 macam, yaitu:
a.
Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh yaitu
mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut juga mata
perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat).
Mata miopi melihat
benda jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata
miopi ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif) dengan titik jauh mata
(Punctum Remotum/PR) tidak terhingga
(~).
Untuk menentukan
berapa kekuatan lensa cekung yang harus digunakan dengan persamaan:
Keterangan :
P = kekuatan lensa (dioptri)
PR = Punctum Remotum (cm)
b.
Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat tidak
dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata perpenglihatan jauh (terang
jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat yang lebih jauh daripada
jarak baca normal. Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung
(positif).
Bayangan yang
dibentuk lensa cembung harus berada pada titik dekat mata penderita rabun
dekat. Bayangan yang dihasilkan lensa cembung berada di depan lensa.
Keterangan :
P = kekuatan lensa (dioptri)
PP = Punctum Proximum (cm)
c.
Mata tua
(presbiopi)
Mata tua tidak
dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada
jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia
(tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata
tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung
dan cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif bekerja seperti
lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti halnya pada
kacamata hipermetropi.
d. Astigmatisma (mata
silindris)
Astigmatisma
disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan
lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda
yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan
sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang
horisontal. Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris.
2. Lup (kaca pembesar)
Lup (kaca pembesar)
dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat
bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak
dan diperbesar. Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai
sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat
dengan mata biasa.
Keterangan :
f = jarak fokus lensa lup
s = jarak benda ke lup
s1 = jarak bayangan ke lup
R (2f) = jari-jari kelengkungan cermin
h = tinggi benda
h1 = tinggi bayangan benda
Ada dua cara
memakai lup, yaitu dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi.
Melihat dengan mata
tak berakomodasi
Untuk melihat tanpa
berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak berhingga. Benda
yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup. Sifat bayangan yang
dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler
yang didapatkan adalah :
Melihat dengan mata
berakomodasi maksimum
Agar mata dapat
melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk oleh lensa
harus berada di titik dekat mata (PP). Benda yang dilihat harus terletak antara
titik fokus dan titik pusat sumbu lensa. Kelemahannya untuk pengamatan lama
mata cepat lelah, sedangkan keuntungannya dari segi perbesaran bertambah. Sifat
bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
Keterangan :
M = perbesaran lup
f = jarak titik fokus lensa
sn = titik dekat mata
3. Mikroskop
Sebuah mikroskop
terdiri dari dua buah lensa cembung (lensa positif). Yaitu lensa objektif yang
dekat dengan benda dan lensa okuler yang dekat dengan mata. Dengan panjang
mikroskop adalah:
Perbesaran total
mikroskop adalah hasil kali perbesaran lensa objektif dan perbesaran lensa
okuler. Dirumuskan:
Perbesaran lensa
objektif
Perbesaran lensa
okuler untuk mata berakomodasi maksimum
Perbesaran lensa
okuler untuk mata tidak berakomodasi
Perbesaran total
mikroskop
Keterangan :
Mob = perbesaran lensa objektif
Mok = perbesaran lensa okuler
fob = fokus lensa objektif
fok = fokus lensa okuler
Sob = jarak benda terhadap lensa objektif
S’ob = jarak bayangan terhadap lensa objektif
Sok = jarak benda terhadap lensa okuler
S’ok = jarak bayangan terhadap lensa okuler
4. Teropong
a.
Teropong bintang
Teropong bintang
atau teleskop dapat digunakan untuk melihat bintang atau objek yang letaknya
sangat jauh. Teropong terdiri atas dua lensa cembung. Pada teropong jarak fokus
lensa objektif lebih besar dari pada jarak fokus lensa ocular (fob
> fok).
Panjang teropong
(jarak antara kedua lensa) dirumuskan sebagai berikut:
b. Teropong bumi
Teropong bumi
terdiri dari 3 lensa positif, yaitu lensa objektif, lensa pembalik dan lensa
okuler.
Panjang teropong
(jarak antara kedua lensa) adalah sebagai berikut:
Perbesaran
yang dihasilkan oleh teropong dirumuskan sebagai berikut:
0 Response to "Alat-Alat Optik"
Posting Komentar