MAKALAH
FISIKA
ENERGI
PANAS BUMI
DISUSUN OLEH:
NISA AYUNINGTYAS
XII MIA 3
SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan tugas makalah Energi
Panas Bumi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai ujian
praktik pelajaran fisika.
Atas bimbingan Bapak Syukron selaku guru fisika saya dan saran dari teman-teman
maka disusunlah makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan
dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami
sebagai ujian praktik fisika. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien
dalam proses pembelajaran.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.
Dalam menyusun makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan
untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Tangerang Selatan, 5 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 Rumusan MasalaH
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah
BAB II STUDI
PUSTAKA
2.1
Pengertian Energi Panas Bumi
2.2 Faktor
yang Mempengaruhi Energi Panas Bumi
2.3 Konsep
Energi Panas Bumi
2.4 Manfaat
Energi Panas Bumi
2.5 Dampak
Energi Panas Bumi
BAB III STUDI KASUS
3.1 Letak
Indonesia
3.2Perbedaan Energi Panas Bumi dengan Migas
3.3Prinsip Kerja Energi Panas Bumi
3.4 Sumber
Energi Panas Bumi
3.5 Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Energi Panas
Bumi
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB V DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Energi panas bumi adalah sisa panas dari hasil reaksi
nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta
ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat
ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di
bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut
menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya
juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam
orde milyard tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal
perut bumi saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber
energi panas bumi.
Energi panas bumi telah lama menjadi sumber kekuatan
di daerah vulkanik aktif yang berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi.
Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar dengan jumlah
sekitar 25.875 MW atau ± 40% dari cadangan dunia (Herman, 2006). Hal ini
terkait dengan kondisi geologi Indonesia yang merupakan daerah subduksi dan
gunung api. Indonesia terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar, yaitu
lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan lempeng Indo Australia.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Apakah pengertian dari sumber energi
panas bumi?
b.
Apa saja faktor yang mempengaruhi energi
panas bumi?
c.
Apa pembangkit listrik tenaga energi
panas bumi
d.
Apakah konsep energi panas bumi?
e.
Apa sumber energi panas bumi?
f.
Apa saja manfaat sumber energi panas
bumi?
g.
Apa dampak energi panas bumi terhadap
lingkungan?
1.3
Tujuan
Penulisan Makalah
Tujuan
penulisan makalah sumber energi panas bumi ini adalah untuk menyelesaikan tugas
fisika dari bapak syukron selaku guru mata pelajaran fisika saya. Yaitu sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai praktikum pelajaran fisika
1.4
Manfaat
Penulisam Makalah
Manfaat penulisan makalah energi panas bumi ini
adalah untuk mengetahui dan menambah pengetahuan baru tentang sumber energi
panas bumi. Baik itu pengertian, konsep, sumber-sumber, manfaat, dan dampak
energi panas bumi terhadap lingkungan dalam kehidupan kita sehari hari.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1
Pengertian
Energi Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman.
Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C
Energi panas
bumi ini berasal dari aktivitas
tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini
juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga
berasal dari beberapa fenomena:
·
Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena
tenggelam ke dalam pusat bumi.
2.2Faktor yang Mempengaruhi Energi
Panas Bumi
Faktor penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan produksi
tenaga listrik dari energi panas bumi adalah besarnya gradien geotermal serta
besarnya panas yang dihasilkan. Semakin besar gradien geotermal maka akan
semakin dangkal sumur produksi yang dibutuhkan, dan semakin tinggi temperatur
yang dapat ditangkap sampai ke permukaan, maka akan semakin mengurangi biaya
produksi di permukaan.
Energi panas bumi dapat menyediakan sumber tenaga yang
bersih dan terbarukan serta dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Emisi
energi panas bumi tak mengandung polutan kimiawi atau tak mengeluarkan limbah
dan hanya mengandung sebagian besar air yang diinjeksikan kembali kedalam bumi.
Energi panas bumi adalah sumber tenaga yang andal yang dapat mengurangi
kebutuhan impor bahan bakar fosil. Panas bumi juga dapat terbarukan karena
praktis sumber panas alami dari dalam bumi tidak ada batasnya.
2.3 Konsep Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang
terbentuk beberapa kilometer di bawah permukaan bumi yang memanaskan air di
sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser . Sumber uap
panas ini di bor.
Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah disaring,
digunakan untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap,
air dingin harus dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan
kecepatan tertentu akan menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor
sehingga generator menghasilkan energi listrik.
2.4
Manfaat Energi Panas Bumi
Pemanfaatan energi panas bumi secara umum dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu pemanfaatan tidak langsung dan pemanfaatan langsung.
Pemanfaatan tidak langsung yaitu memanfaatkan energi panas bumi untuk
pembangkit listrik. Sedangkan pemanfaatan langsung yaitu memanfaatkan secara
langsung panas yang terkandung pada fluida panas bumi untuk berbagai keperluan.
Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan
bumi mengandung energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Hal ini dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida panas
bumi (geothermal power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi
energi listrik.
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC)
telah lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun
beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi telah memungkinkan
digunakannya fluida panas bumi bertemperatur sedang (150-225 oC) untuk
pembangkit listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada
prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU
uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal
dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka
uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator
sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari
kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka
terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan
dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan
dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang
kemudian dialirkan ke turbin.
Untuk kandungan panas atau cadangan yang relatif
kecil, namun mempunyai suhu yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi
pembangkit listrik, bisa digunakan untuk pembangkit listrik berskala kecil
dengan kapasitas terpasang antara 1-5 MW. Di beberapa tempat pembangkit
dibangun dengan kapasitas kecil, seperti di Fang Thailand yang berkapasitas 300
kW.
Hotel Internasional Kirishima di Jepang termasuk unik
dalam memanfaatkan tenaga panas bumi, selain untuk pemandian uap, hotel ini
juga memiliki pembangkit tenaga panas bumi skala kecil (100kW) yang dibangun
pada tahun 1983 dan masih digunakan sampai sekarang. Hotel ini juga menggunakan
uap dari sumur panas bumi untuk pemanas dan penyejuk ruangan.
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Lebih dari 200 lokasi
panas-bumi terletak di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara dan Maluku
berpeluang untuk pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi
skala kecil (<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk
keperluan pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa
manfaat lainnya dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan
pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu
berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat
ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
2.5 Dampak Energi Panas Bumi
Dampak Baik
Atau Dampak Positif
|
-
Tenaga
listrik langsung di lokasi,
-
Dengan
biaya relatif rendah,
-
Tanpa
mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.
-
Tidak
akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan
air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air
tanah.
-
Limbah
yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan
merusak atmosfer.
-
Kebersihan
lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak
memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang
memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.
|
Dampak
Buruk
atau Dampak Negatif
|
-
Fluida
yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, diantaranya
karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia
(NH3).
-
Pencemar-pencemar
ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan bau
yang tidak sedap serta beracun.
-
Pembangkit
listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini mengeluarkan rata-rata 40 kg CO2
per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari emisi pembangkit berbahan
bakar fosil konvensional.
-
Pembangkit
yang berada pada lokasi dengan tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia
yang mudah menguap, biasanya dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk
mengurangi gas buangannya.
-
Pembangkit
listrik tenaga panas bumi secara teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas
ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan karbon.
|
BAB
III
STUDI
KASUS
Gambar 1.1 Ring Of Fire Indonesia
Gambar 1.2 Subduction
Zone
Ring of Fire
menyediakan sumber panas bumi yang dapat digunakan untuk membangkitkan listrik.
Kapasitas sumber energi panas bumi di Indonesia diperkirakan melebihi 27 Giga
Watt. Potensi tersebut merupakan 40% Potensi sumber energi panas bumi di dunia.
3.2 Perbedaan Energi Panas Bumi dengan Migas
Untuk mengenal lebih jauh perbedaan
antara Keduanya, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa aspek aspek yang
mendukungnya, seperti lingkungan pembentukannya, susunan batuan, Reservoir dan
Teknologi yang dipergunakan. Dilihat dari aspek lingkungan pembentukannya,
lingkungan Energi Panas Bumi dan Migas memiliki perbedaan yang mendasar dimana
lingkungan pembentukan panas bumi berada pada Jalur Api atau Volcanik Arc
yang biasanya terdapat di pegunungan dengan ketinggian tertentu,
sedangkan minyak dan gas berada pada daerah cekungan busur belakang bumi atau
Back Arc Basin yang biasanya terletak didaerah dataran rendah dan lautan.
Melihat dari karakter tipe batuan yang menjadi dasar dalam sebuah pengeboran batuan penyusun didaerah panas bumi berupa batuan vulkanik atau gunung api yang lebih keras dari pada batuan di daerah migas yang biasanya berupa batuan sedimen yang relative lebih lunak sehingga pada umumnya operasi pengeboran minyak dan gas lebih cepat dari panas bumi.
Bila di analogikan minyak bumi atau panas bumi yang terkandung dalam perut bumi memiliki wadah atau rumah. Didalam perut bumi yang menjadi rumah bagi minyak bumi atau panas bumi disebut batuan reservoar. Batuan Reservoar adalah wadah di bawah permukaan yang bias mengandung minyak, gas dan panas bumi tentunya. Kandungan dalam reservoar panas bumi pada umumnya terdiri atas H2O Uap dan Air, sedangkan untuk minyak bumi adalah Hidrokarbon minyak dan gas.
Secara umum teknologi
yang digunakan oleh keduanya tidaklah berbeda. Perbedaan yang mendasar adalah
pada jenis pahat yang digunakan. Karena batuan di area geothermal adalah batuan
keras, maka di pergunakanlah pahat bertipe insert, Sedangkan diarea minyak dan
gas, lazim digunakan pahat bertipe Milltooth yang digunakan untuk pengeboran batuan
yang lunak.
Gambar 2.3 Pahat
Insert Gambar
2.4 Pahat Miltooth
Secara umum operasi pengeboran panas
bumi lebih lama dari migas karena formasi batuannya lebih keras, oleh karenanya
operasi pemboran panas bumi tidak menyebabkan kerontokan formasi sehingga tidak
akan menyebabkan semburan seperti pemboran pada minyak di pemboran minyak
dan gas panas bumi merupakan sumber energy panas yang terbentuk secara alami
dibawah permukaan bumi.
3.3 Prinsip Kerja Energi
Panas Bumi
Sumber energi panas
bumi tersebut berasal dari pemanasan air bersama unsur – unsur lain yang di
kandung panas bumi yang tersimpan didalam kerak bumi pemanfaatan energy panas
bumi ramah lingkungan karena unsur – unsur yang berasosiasi dengan energy panas
tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas ketentuan yang berlaku.
Panas bumi merupakan sumber energy panas
dengan ciri terbarukan, karena proses pembentukannya terus menerus sepanjang
masa selama kondisi lingkungannya dapat terjaga keseimbangannya. Berdirinya pembangkit
panas bumi tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut
karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari
lapisan aliran air tanah air yang terkumpul dalam rekahan dasar bumi adalah air
yang berasal dari hujan yang terjadi di beberapa tempat yang jaraknya dapat
mencapai puluhan kilo meter, dari lokasi pemanfaatan panas bumi.
Gambar 3.2 Reinjeksi Air Kedalam
BumiGambar 3.3 Kedalaman Reinjeksi Air
Setelah melalui
perjalanan yang dapat mencapai puluhan tahun lamanya air hujan tersebut
akan sampai dillokasi pemanfaata panas bumi. Limbah yang dihasilkan juga hanya
berupa air sehingga tidak mengotori udara dan merusak atmosfir. Kebersihan
lingkungan di sekitar pembangkitpun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak
memerlukan bahan bakar. Tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain, yang
memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.
3.4
Sumber Energi Panas Bumi
Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi
panas yang berasal dari kedalaman bumi yang berada di bawah daratan antara
32-40 km dan di bawah lautan antara 10-13 km.
Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah:
(1) Steam (uap),
(2) Hot water (air panas), dan
(3) Dry rock (batuan panas).
Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan
utama yaitu kulit bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core).
Kulit bumi adalah bagian terluar dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi
bervariasi, tetapi umumnya kulit bumi di bawah suatu daratan (continent) lebih
tebal dari yang terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu daratan
ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan
hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang terdapat pada lapisan ini adalah batuan
keras yang mempunyai density sekitar 2.7 – 3 gr/cm3.
Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang
disebut selubung bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar
2900 km. Bagian teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.Bagian
terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai ketebalan sekitar
3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan yang sangat tinggi
sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang diperkirakan
mempunyai density sekitar 10.2 – 11.5 gr/cm3. Diperkirakan temperatur pada
pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.
Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi
kemudian dinamakan litosfir (80 – 200 km). Bagian selubung bumi yang terletak
tepat di bawah litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas.
Bagian dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 – 300 km). Di
bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari
material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 – 5.7
gr/cm3.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer
sebenarnya bukan merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah
lempeng-lempeng tipis dan kaku.Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan
batuan setebal 64 – 145 km yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng
ini bergerak secara perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat
lempeng-lempeng bergerak memisah sementara di beberapa tempat lainnya
lempeng-lempeng saling mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di
bawah lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan
panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan
mempunyai temperatur tinggi (proses magmatisasi).
Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu
kilometer di bawah permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari
sumber panas tersebut hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya
perubahan temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan gradien temperatur
rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di daerah
penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga rata-rata
tersebut. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi
lebih besar dari gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai
70-800C/km, bahkan di suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya
gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan
dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.
Pada dasarnya sistim panas bumi terbentuk sebagai
hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi
secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi
melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena
adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara
konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya
gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi
apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi
perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi
lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan
air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air
atau arus konveksi.
Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta
karakteristiknya dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga
lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng
India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga
lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi
terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng
India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara
mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 – 210 km di bawah Pulau
Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah
Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera
lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena
perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang
lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair
dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi
gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan
vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas
bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan
reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan
pada kedalaman yang lebih dangkal.
3.5 Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Energi Panas
Bumi
Pada prinsipnya energii
panas bumi merupakan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan terbarukan,
dimana uap panas tersebut di ekstrak dari reservoir didalam bumi melalui
sumur reinjeksi dan setelah dimanfaatkan dikembalikan lagi kedalam reservoir
tanpa menimbulkan polusi yang berarti. Siklus yang terjadi yaitu :
1. Air yang berasal dari Reservoir diadalam Bumi akan dipanasi oleh Batuan
panas yang dipanasi oleh Magma di dalam Bumi kemudian akan berubah menjadi Uap.
2. Uap yang dihasilkan, akan naik secara alami melalui pipa yang sudah
terhubung untuk masuk ke Turbin
3. Sebelum Masuk ke Turbin, Uap yang dihasilkan masuk kedalam Header Receiving
setelah itu masuk ke Separator yang fungsinya sebagai pemisah antara Air dengan
Uap, karena uap yang dihasilkan tidak akan 100% Uap, tetapi akan mengandung
unsur Air.
4. Setelah itu masuk ke Demister yang fungsinya sama seperti separator tetapi
Demister merupakan saringan yang lebih halus dibanding separator, sehingga air
yang berhasil lolos dari separator akan tersaring di Demister.
5. Kemudian Uap kering tersebut akan masuk untuk memutarkan Turbin Uap
dan disitu terjadi perubahan Energi gerak dan panas Uap Berubah Menjadi
Energi mekanik berupa putaran Turbin dan Generator.
6. Kemudian Dari Generator akan merubah dari Energi Gerak Menjadi Energi
Listrik.
7. Sedangkan Uap yang sudah di pakai untuk memutarkan turbin, akan di
kondensasikan di dalam kondensor melalui proses kondensasi Indirect Contact
atau Direct Contact menggunakan Air dari Main Cooling Water Pump.
8. Setelah terkondensasi menjadi air, air tersebut dipompakan ke Cooling Tower
untuk proses pendinginan sebelum di Injeksikan kembali kedalam Bumi
9. Kemudian dari Cooling Tower air tersebut akan di pompakan dan di Injeksikan
ke dalam Sumur/Kedalam Bumi
10.
Proses tersebut dilakukan secara
berulang – ulang.
Gambar 4.1 Siklus Geothermal
BAB
IV
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Pembahasan energi panas-bumi dalam penyediaan energi
diatas menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Energi
panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber
energi berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik.
2. Potensi
energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk
pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi
listrik ke negara tetangga terdekat.
3. Dampak
terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal
ini dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan
energi panas-bumi yang dipergunakan.
b.
Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar
bisa mengetahui dan mengambil manfaat dari sumber energi panas bumi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Apabila banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini saya mohon maaf dan harap dimaklumi. Kritik dan saran sangat saya butuhkan
untuk membuat makalah ini lebih sempurna lagi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kakiteng.com/2013/12/makalah-fisika-dasar-energi-panas-bumi.html
https://www.google.com/search?q=Energi+Panas+bumi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_panas_bumi
http://yefrichan.wordpress.com/2010/09/12/sumber-energi-panas-bumi/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090324014818AAkOeK
0 Response to "Makalah Fisika: Energi Panas Bumi"
Posting Komentar