Makalah Fisika: Sumber Energi Panas Bumi

MAKALAH FISIKA
SUMBER ENERGI PANAS BUMI






NAMA : REVINKA DYAH FATCAHYA
KELAS            : XII MIA 3


TAHUN AJARAN 2015/2016




SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Jln. Benda Timur XI Komplek Perumahan Pamulang Permai 2 Pamulang–Tangerang Selatan- Banten 15416 Telp.021-7463377




KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “SUMBER ENERGI PANAS BUMI” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Pelajaran Fisika.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentu mengalami kesulitan, terutama disebabkan rendahnya pengetehuan mengenai bahasan yang akan diulas. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak serta dengan adanya teknologi, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu sudah sepantasnya saya mengucapkan terima kasih kepada:

1.      Bapak Syukron S.Pd, sebagai guru Fisika yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan saya arahan dan bimbingan yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
2.      Teman-teman, yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia tentulah wajar apabila dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa kesalahan informasi dan pemilihan kata, saya harap pembaca dapat memaklumi kekurangan dari makalah ini. Diharapkan para pembaca dapat memperoleh informasi yang bermanfaat setelah membaca makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.






Pamulang, 28 Februari 2016




                                                                                                                                    Penyusun.



DAFTAR ISI



Kata pengantar
Daftar isi
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan Percobaan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Hipotesis
1.6 Rumusan Masalah
1.7 Manfaat
1.8 Sistematika Penulisan
Bab II Studi Pustaka
2.1 Energi Terbarukan
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian Energi Panas Bumi
3.2 Sejarah Geothermal
3.3 Proses Terbentuknya Geothermal
3.4 Perkembangan Energi Panas Bumi di Indonesia
3.5 Manfaat Energi Panas Bumi
3.6 Prinsip Kerja PLTP
3.7 Energi Panas Bumi Ramah Lingkungan
2.8 Kegiatan Usaha Energi Panas Bumi
3.9 Langkah Awal dalam Mempersiapkan Konversi Energi Panas Bumi
3.10 Keunggulan, Kendala, dan Dampak dari Energi Panas Bumi
3.11 Dampak Terhadap Lingkungan
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpula
4.2 Saran
Daftar
Pustaka




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG

Pada zaman ini krisis energi merupakan masalah yang cukup serius dan perlu penanganan lebih lanjut. Diperlukan energi alternatif selain energi yang mengandalkan bahan bakar fosil. Energi alternatif tersebut setidaknya harus memiliki sifat ramah lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya krisis energi, diantaranya cadangan minyak bumi menipis, pemanasan global, harga komoditas semakin tinggi, dan budaya konsumtif semakin meluas. Orang seperti lupa bahwa selain minyak masih ada bahan bakar lain sebagai bahan bakar. Sudah banyak terobosan baru sumber energi alternatif pengganti minyak tetapi pemerintah belum bisa mengembangkan secara maksimal energi alternatif yang ada, salah satunya energi geothermal.
Geothermal merupakan salah satu pilihan tepat untuk dijadikan sumber energi alternatif yang cukup bisa menggantikan minyak bumi terutama di daerah Indonesia yang mempunyai lima ratus gunung api, yang sekitar 130 diantaranya masih aktif. Geothermal adalah energi panas bumi yang berasal dari uap air yang terpanaskan dalam perut bumi, panasnya menyebabkan air yang mengenainya berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang akhirnya muncul di muka bumi. Geothermal dapat menghasilkan listrik sebesar 27.000 megawatt. Harga energi listrik geothermal cuma 30% dari energi listrik BBM. Lumayan murah dan terpenting merupakan energi yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, penulis memilih topik mengenai geothermal untuk diangkat menjadi topik makalah ini.


1.2              TUJUAN PERCOBAAN

1.     Mengetahui pengertian dari energi panas bumi.
2.      Mengetahui manfaat dari energi panas bumi.
3.      Mengetahui konsep kerja Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi.
4.      Mengetahui dampak dari energi panas bumi.

                                                                                

1.3              BATASAN MASALAH

Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam tugas akhir ini lebih terarah dan maksimal, maka saya membuat suatu batasan masalah sebagai berikut :
1.      Membahas secara umum energi panas bumi.
2.      Membahas secara umum manfaat dan dampak yang ditimbulkan
3.      Membahas prinsip kerja Pusat Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP)



1.4              METODE PENELITIAAN

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa metode studi diantaranya :
1.      Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas   akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan lain-lain.
2.      Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini dengan guru yang bersangkutan dan teman-teman sesama siswa.



1.5              HIPOTESIS

Energi panas bumi dapat menjadi energi alternatif yang efisien dan ramah lingkungan.



1.6              RUMUSAN MASALAH

Adapun hal yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1.      Apa itu Energi Panas Bumi?
2.      Bagaimana perkembangan energi panas bumi?
3.      Apa saja manfaat dari energi panas bumi?
4.      Bagaimana prinsip kerja PLTP?
5.      Apa saja dampak yang ditimbulkan dari energi panas bumi?


1.7              MANFAAT

1.      Mengetahui dan memahami sedikit apa itu energi panas bumi.
2.      Mengetahui manfaat dan dampak dari energi panas bumi.
3.      Mengetahui informasi tentang PLTP.


1.8              SISTEMATIKA PENULISAN

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
1.      BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, metode dan rumusan masalah.

2.      BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini membahas secara umum tentang energy terbarukan.

3.      BAB III STUDI KHUSUS
Bab ini membahas secara khusus tentang pengertian, sejarah, manfaat, dampak dari energi panas bumi serta prinsip kerja dari PLTP.

4.      BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari awal penelitian sampai
selesai penelitian.



BAB II
STUDI PUSTAKA


Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Alasannya begini, cadangan nuklir yang dibicarakan para pakar energi dalam ordo puluhan atau ratusan tahun itu secara implisit dihitung dengan asumsi reaktor yang digunakan adalah reaktor biasa (umumnya tipe BWR atau PWR), yang notabene hanya bisa membakar U-235. Di satu sisi kandungan U-235 di alam tak lebih dari 0,72% saja, sisanya kurang lebih 99,28% merupakan U-238. Uranium jenis U-238 ini dalam kondisi pembakaran "biasa" (digunakan sebagai bahan bakar di reaktor biasa) tidak dapat menghasilkan energi nuklir, tetapi jika dicampur dengan U-235 dan dimasukan bersama-sama ke dalam reaktor pembiak, bersamaan dengan konsumsi/pembakaran U-235, U-238 mengalami reaksi penangkapan 1 neutron dan berubah wujud menjadi U-239. Dalam hitungan menit U-239 meluruh sambil mengeluarkan partikel beta dan kembali berubah wujud menjadiNp-239. Np-239 juga kembali meluruh sambil memancarkan partikel beta menjadi Pu-239. Pu-239 inilah, yang meski tidak tersedia di alam tetapi terbentuk sebagai hasil sampingan pembakaran U-235, memiliki kemampuan membelah diri dan menghasilkan energi sebagaimana U-235. Bisa dibayangkan jika semua U-238 yang jumlahnya ribuan kali lebih banyak daripada U-235, berhasil diubah menjadi Pu-239, berapa peningkatan terjadi jumlah bahan bakar nuklir. Hal yang serupa juga terjadi untuk atom [thorium-233] yang dengan reaksi penangkapan 1 neutron berubah wujud menjadi U-233 yang memiliki kemampuan reaksi berantai (reaksi nuklir).
Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir meski resiko radioaktif yang diterimanya tidak ringan. Reaktor pembiak cepat seperti yang dimiliki oleh Korea Utara mendapat pengawasan ketat dari IAEA karena mampu memproduksi bahan bakar baru Pu-239 yang rentan disalahgunakan untuk senjata pemusnah massal.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan" sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut.

2.1.1   Energi panas bumi

Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi:

·         Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik
·         Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke perut bumi
·         Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas adalah energi yang menentukan temperatur suatu benda. Energi panas bumi berasal dari energi hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari mineral (80%)[1]. Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan temperatur antara inti bumi dan permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus menerus terjadi dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan bumi.
Temperatur inti bumi mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi menuju bebatuan sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh, membentuk magma. Magma mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik karena magma yang berupa bebatuan cair memiliki massa jenis yang lebih rendah dari bebatuan padat. Magma memanaskan kerak bumi dan air yang mengalir di dalam kerak bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC. Air yang panas ini menimbulkan tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah. Uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat,Filipina, dan Italia. Dua wilayah yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi dan mengalirkan energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas bumi sebagai pemanas rumah.

2.1.2   Energi surya

Tenaga surya dapat digunakan untuk:

·         Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
·         Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
·         Memanaskan gedung secara langsung
·         Memanaskan gedung melalui pompa panas
·         Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
·         Memanaskan air melalui alat pemanas air bertenaga surya
Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk setiap titik di bumi, sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak tersedia.

2.1.3   Tenaga Angin

Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin; ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun "ladang angin".

2.1.4   Tenaga air

Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:
·         Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.
·         Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100 kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.
·         Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.

2.1.5   Biomassa

Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2. Bahan bakar bio (biofuel) adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau produk dari metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan salah satu sumber energi terbaharui. Biasanya biomass dibakar untuk melepas energi kimia yang tersimpan di dalamnya, pengecualian ketika biofuel digunakan untuk bahan bakar fuel cell (misal direct methanol fuel cell dan direct ethanol fuel cell).
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas tergantung sumbernya. Biomassa berbentuk biodiesel, bioetanol, dan biogas dapat dibakar dalam mesin pembakaran dalam atau pendidih secara langsung dengan kondisi tertentu.
Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju pengambilan tidak melebihi laju produksinya, karena pada dasarnya biomassa merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif singkat melalui berbagai proses biologis. Berbagai kasus penggunaan biomassa yang tidak terbarukan sudah terjadi, seperti kasus deforestasi zaman romawi, dan yang sekarang terjadi, deforestasi hutan amazon. Gambut juga sebenarnya biomassa yang pendefinisiannya sebagai energi terbarukan cukup bias karena laju ekstraksi oleh manusia tidak sebanding dengan laju pertumbuhan lapisan gambut[6][7].
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas [8]. Dan secara umum ada dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan menumbuhkan organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri pengolahan makhluk hidup.

2.1.5.1  Bahan bakar bio cair

Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari limbah sayur dan minyak hewani serta lemak. Tergantung potensi setiap daerah, jagung, gula bit, tebu, dan beberapa jenis rumputdibudidayakan untuk menghasilkan bioetanol. Sedangkan biodiesel dihasilkan dari tanaman atau hasil tanaman yang mengandung minyak (kelapa sawit, kopra, biji jarak, alga) dan telah melalui berbagai proses seperti esterifikasi.

2.1.5.2  Biomassa padat

Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar, baik kayu bakar atau tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil pengolahan yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar. Pembuatan briket biomassa juga menggunakan biomassa padat, di mana bahan bakunya bisa berupa potongan atau serpihan biomassa padat mentah atau yang telah melalui proses tertentu seperti pirolisis untuk meningkatkan persentase karbon dan mengurangi kadar airnya.
Biomassa padat juga bisa diolah dengan cara gasifikasi untuk menghasilkan gas.

2.1.5.3  Biogas

Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara fisiko-kimia dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang ada saat ini, seperti produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan, dan sebagainya. Berbagai aliran limbah harus diencerkan dengan air dan dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana. Residu dari aktivitas fermentasi ini adalah pupuk yang kaya nitrogen, karbon, dan mineral.



BAB III
STUDI KHUSUS

3.1 ENERGI GEOTHERMAL
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.

Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:
·         Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.
·         Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi.
·         Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.

Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.

Energi panas bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik.
Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator panas bumi pertama pada 4 July 1904 di area panas bumi Larderello di Italia. Grup area sumber panas bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser, berada di Islandia, kutub utara. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas bumi untuk menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas umi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.


3.2 SEJARAH GEOTHERMAL
Sejak Paleolithikum manusia telah menggunakan energi ini dan bangsa Romawi menggunakan panas ini sebagai penghangat ruangan.Bahkan tak mau kalah dengan manusia, monyet-monyet di jepang sudah menggunakannya untuk menghangatkan diri.

Kemudian pada awal abad ke-19, penggunaan geothermal secara modern mulai berkembang. Sejak 70 tahun yang lalu di Islandia, geothermal telah digunakan untuk penggunaan langsung seperti pemanasan rumah, pemanasan rumah kaca, dll. Dan pada tahun 1904 Italia menemukan kegunaan geothermal untuk pembangkit listrik.

Di Indonesia, eksplorasi ini telah dimulai pada tahun 1918 di Kamojang, JawaBarat. Tahun 1926-1929 dimulai pemboran sumur dan didapatkan sumber uap kering. Salah satu sumur yang masih beroperasi yaitu KMJ-3.

Di dunia, sekitar 10,750 MW listrik mengalir di 24 negara. Dan sekitar 28 Gigawatt digunakan untuk penggunaan langsung seperti pemanas ruangan, proses industri, desalinasi, dan agrikultur.

3.3 PROSES TERBENTUKNYA GEOTHERMAL
Di Indonesia sendiri, geothermal terbentuk akibat proses tektonik lempeng. Di Indonesia, 3 lempeng tektonik aktif bergerak diIndonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan pembentukan energi panas bumi yang sangat penting diIndonesia. Pada akhirnya Indonesia termasuk  zona subduksi, dimana pada zona ini terjadi penunjaman di sekitar pulau Sumatra, Jawa-Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Lempeng tektonik merupakan pengalir panas dari inti bumi sehingga banyak sekali geothermal yang dapat didirikan pada zona lempeng tektonik. Pada di zona ini juga terbentuk gunung api yang berkontribusi pada reservoir panas di pulau jawa yang menempati batuan vulkanik. Panas inti mencapai 5000 0C lebih. 

Dua penyebab inti bumi itu panas tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak. Bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti Uranium-238, Uranium-235 danThorium-232. Bahan – bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang mengelilinginya.

Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti bumi. Memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut fumarole atau geyser serta sumber air panas.

Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Maka akan menghasilkan air panas bahkan terbentuk uap. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar.

Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.






3.4 PERKEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DI INDONESIA
Usulan JB Van Dijk pada tahun 1918 untuk memanfatkan sumber energi panasbumi didaerah kamojang, Jawa Barat, merupakan titik awal dari perkembangan panasbumi di Indonesia. Secara kebetulan, peristiwa itu bersamaan waktu dengan awal pengusahaan panasbumi di dunia, yaitu di Larnderello, Italia, yang juga terjadi di tahun 1918. Bedanya, kalau di Indonesia masih sebatas usulan, di Italia pengusahaan telah menghasilkan uap alam yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik.

1926 – 1928
Lapangan panasbumi Kamojang, dengan sumurnya bernama KMJ-3, yang pernah menghasilkan uap pada tahun 1926, merupakan tonggak pemboran eksplorasi panasbumi pertama oleh Pemerintah kolonial Belanda. Sampai sekarang, KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu 140C dan tekanan 2,5 atmosfer (atm).Sampai tahun 1928 telah dilakukan lima pemboran eksplorasi panasbumi, tetapi yang berhasil mengeluarkan uap — ya itu tadi — hanya sumur KMJ-3 dengan kedalaman 66 meter. Sampai saat ini KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu 1400 C dan tekanan 2,5 atmosfer. Sejak 1928 kegiatan pengusahaan panasbumi di Indonesia praktis terhenti dan baru dilanjutkan kembali pada tahun 1964. Dari 1964 sampai 1981 penyelidikan sumber daya panasbumi dilakukan secara aktif bersama-sama oleh Direktorat Vulkanologi (Bandung), Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK PLN dan ITB) dengan memanfaatkan bantuan luar negeri.
1970-an
Tahun 1972 telah dilakukan pemboran pada enam buah sumur panasbumi di pegunungan Dieng, dengan kedalaman mencapai 613 meter. Sayangnya, dari keenam sumur tersebut tidak satu pun yang berhasil ditemukan uap panasbumi.Penyelidikan yang lebih komprehensif di Kamojang dilakukan pada 1972 menyangkut geokimia, geofisika, dan pemetaan geologi. Di tahun itu Cisolok, Jawa Barat, dan kawah Ijen, Jawa Timur, juga dilakukan penyelidikan.Lalu di tahun 1974, Pertamina aktif di dalam kegiatan di Kamojang, bersama PLN, untuk pengembangan pembangkitan tenaga listrik sebesar 30 MW. Selesai tahun 1977. Saat itu Selandia Baru memberikan bantuan dana sebesar 24 juta dolar New Zealand dari keperluan 34 juta dolar NZ. Sekurangnya dibiayai Pemerintah Indonesia.Selain itu, Pertamina juga membangun dua buah monoblok dengan kapasitas total 2 MW di lapangan Kamojang dan Dieng. Diresmikan 27 November 1978 untuk monoblok Kamojang dan tanggal 14 Mei 1981 untuk
monoblok Dieng. PLTP Kamojang sendiri diresmikan 1 Februari 1983 dengan kapasitas 30 MW. Perkembangan cukup penting di Kamojang terjadi pada tahun 1974, ketika Pertamina bersama PLN mengembangkan lapangan panasbumi tersebut. Sebuah sumur panasbumi dieksplorasi dengan kedalaman 600 meter yang menghasilkan uap panasbumi dengan semburan tegak oleh suhu pipa pada garis alir 1290.Di luar Pulau Jawa, sumber daya panasbumi dikembangkan di Lahendong, Sulawesi Utara, dan di Lempung Kerinci. Kunjungan tim survei di Lahendong di tahun 1971 melibatkan Direktorat Geologi Bandung, PLN, dan pakar panasbumi dari Selandia Baru. Survei tersebut pada 1977/1978 oleh tim survei dari Kanada, yaitu Canadian International Development Agency (CIDA).

1980-an
Pada 1980-an usaha pengembangan panasbumi ditandai oleh keluarnya Keppres No. 22 Tahun 1981 untuk menggantikan Keppres No. 16 Tahun 1974. Menurut ketentuan dalam Keppres No. 22/1981 tersebut, Pertamina ditunjuk untuk melakukan survei eksplorasi dan eksploitasi panasbumi di seluruh Indonesia. Atas dasar itu sejak 1982 kegiatan di Lahendong diteruskan oleh Pertamina dengan mengadakan survei geologi, geokimia, dan geofisika. Pada 1982 itu juga Pertamina menandatangani kontrak pengusahaan panasbumi dengan Unocal Geothermal of Indonesia (UGI) untuk sumur panasbumi di Gunung Cisalak, Jawa Barat. Baru pada tahun 1994 beroperasi PLTP Unit I dan II GunungSalak.Dan pada Februari 1983 sumur panasbumi di Kamojang berhasil dikembangkan secara baik, dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit-I (1×30 MW). Dan baru pada Februari 1987 Pertamina berhasil mengoperasikan PLTP Unit II.Sementara pengusahaan panasbumi di Gunung Drajat, Jawa Barat, dilakukan oleh Pertamina dengan Amoseas of Indonesia Inc. dan PLN (JOC-ESC). Tahun 1994 beropasi PLTP Unit I di Gunung Drajat.

1990-an
Pada tahun 1991 Pemerintah sekali lagi mengeluarkan kebijakan pengusahaan panasbumi melalui Keppres No. 45/1991 sebagai penyempurnaan atas Keppres No. 22/1981. Dalam Keppres No. 45/1991 Pertamina mendapat keleluasaan, bersama kontraktor, untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi panasbumi. Pertamina juga lebih diberi keleluasaan untuk menjual produksi uap atau listrik kepada PLN atau kepada badan hukum pemegang izin untuk kelistrikan.Di samping itu, pada tahun 1991 keluar juga Keppres No. 49/1991 untuk menggantikan Keppres No. 23/1981 yang mengatur tentang pajak pengusahaan panasbumi dari 46% menjadi 34%. Tujuannya adalah untuk merangsang peningkatan pemanfaatan energi panasbumi. Pada tahun 1994 telah ditandatangani kontrak pengusahaan panasbumi antara Pertamina dengan empat perusahaan swasta. Masing-masing untuk daerah Wayang Windu, Jawa Barat (PT Mandala Nusantara), Karaha, Jawa Barat (PT Karaha Bodas Company), Dieng, Jawa Tengah (PT Himpurna California Energy), dan Patuha, Jawa Barat (PT Patuha Power Limired). Untuk selanjutnya, 1995, penandatanganan kontrak (JOC & ESC) Pertamina Bali Energy Limited dan PT PLN (Persero) untuk pengusahaan dan pemanfaatan panasbumi di daerah Batukahu, Bali.Masih di tahun 1995 penandatanganan kontrak (SSC & ESC) untuk Kamojang Unit-IV dan V antara Pertamina dengan PT Latoka Trimas Bina Energi, serta ESC antara PT Latoka Trimas Bina Energi dengan PT PLN (Persero). Dan masih di tahun 1995 dikeluarkan MOU antara Pertamina dengan PT PLN untuk membangun PLTP (1×20 MW)di Lahendong, Sulawesi Utara dan monoblok (2 MW) di Sibayak, Sumatera Utara.


PENGATURAN PEMERINTAH
Pada awalnya, pengusahaan panasbumi dipercayakan oleh Pemerintah kepada Pertamina, berdasarkan Keppres No. 6 Tahun 1974 tanggal 20 Maret 1974. Meskipun dengan wilayah kerja yang masih terbatas, yaitu di Pulau Jawa saja.Setelah itu wilayah kerja meluas, yaitu ketika Pemerintah mengeluarkan Keppres No. 22/1981 tentang kuasa pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya panasbumi untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Pelaksanaannya diserahkan kepada Pertamina.Pertamina diwajibkan menjual energi listrik yang dihasilkan dari pengusahaan panasbumi kepada PLN. Selain itu, kalaupun Pertamina belum atau tidak bisa melaksanakan pengusahaan tersebut, bisa bergandengan dengan pihak lain dalam bentuk Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract). Sampai saat itu, pajak pengusahaan panasbumi sebesar 46%. Hal ini diatur Keppres No. 23 Tahun 1981. Dalam perkembangan kemudian, Pemerintah mengizinkan instansi lain (selain Pertamina), baik BUMN, swasta nasional, termasuk koperasi untuk mengembangkan usaha dalam bidang ketenagalistrikan skala kecil (10 MW) dan keperluan lain yang terkait.Soal ini diatur Keppres No. 45/ 1991 yang menyempurnakan Keppres No. 22/ 1981. Pertamina selaku pemegang kuasa eksplorasi, untuk menjual hasil produksi panasbumi, baik berupa energi atau listrik tidak hanya kepada PLN. Kemudian Keppres No. 49/1991 sebagai pengganti Keppres No. 23/1981. Di sini diatur kewajiban fiskal pengusahaan panasbumi. Ditetapkan bahwa total bagian yang disetor kepada Pemerintah sebesar 34% dari net operating income.


3.5 MANFAAT ENERGI PANAS BUMI

Bumi memiliki sebuah pusat yang bersuhu sangat panas dan dapat menghancurkan batuan dengan sangat mudah. Semakin jauh ke dalam suhunya akan semakin tinggi, dengan jarak kurang lebih empat puluh meter saja, suhu bisa meningkat hingga 34o F.
Panas ini menghasilkan uap yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi. Jumlah panas pada kedalaman 10.000 m menghasilkan energi yang besarnya 50.000 kali lebih besar dari jumlah gas dan minyak di seluruh dunia. Manfaat energi panas bumi yang didapat dari pusat bumi merupakan salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan.
Cara mengambil manfaat energi panas bumi adalah dengan mengebor bagian yang menjadi lokasi panas bumi untuk membebaskan uap pada kedalaman tertentu. Selain itu juga dibuat sebuah sumur injeksi, air dingin akan dipompakan ke dalam sumur tersebut. Air tadi dialirkan melalui batu panas dan tekanannya berfungsi untuk mengeluarkan air lagi. Air tersebut akan menjadi uap ketika berada di permukaan dan kemudian disaring serta dibersihkan. Setelah itu, hasilnya bisa dipakai menggerakkan turbin yang memberikan energi listrik.
Ada banyak kelebihan dan kekurangan yang dihasilkan oleh pemanfaatan energi panas bumi. Salah satu kelebihan yang paling diunggulkan adalah bahwa energi ini sangat ramah lingkungan. Energi ini dikenal sangat bersih karena pada proses produksinya tidak menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu energi panas bumi juga tidak akan menimbulkan emisi gas rumah kaca.
Manfaat energi panas bumi dapat dihasilkan secara terus-menerus karena energi panas bumi terus dihasilkan melalui peluruhan zat radioaktif mineral yang ada di dalam bumi. Energi ini dapat dihasilkan sepanjang musim secara tetap karena tidak memerlukan penyimpanan energi. Ini sangat menguntungkan dibandingkan menggunakan energi lainnya seperti energi angin atau energi matahari.
Apalagi pemeliharaannya tidak membutuhkan begitu banyak biaya. Namun energi panas bumi juga memiliki beberapa kelemahan karena membutuhkan modal yang cukup banyak untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi. Lokasi pengeboran pun tidak bisa sembarangan. Tempat pengeboran harus berada di sekitar lempeng tektonik yang memiliki temperatur tinggi akibat sumber panas bumi.
Energi panas bumi tidak hanya digunakan sebagai pembangkit listrik saja, ternyata energi dari panas bumi juga dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman atau produk pertanian lainnya yang berada di dalam rumah kaca selama musim dingin. Bahkan energi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai pemanas ruangan dan penjaga jalan atau trotoar agar tidak terlalu licin.
Di masa depan energi panas bumi akan sangat membantu kita dalam banyak hal. Namun kita juga harus tahu bahwa tidak di semua daerah memiliki lokasi yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi panas bumi. Dengan semakin banyak dibutuhkannya energi di zaman modern ini maka banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan dengan mengambil manfaat energi panas bumi.

                                 
3.6 PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
Pada pusat listrik tenaga panas bumi turbin berfungsi sebagai mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin yang berputar biasa disebut dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin yang tidak berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak didalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang digerakkannya atau memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling, dll).

Didalam turbin fluida kerja mengalami ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin didasarkan pada jenis fluida yang mengalir didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap maka turbin biasa disebut dengan turbin uap.




PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

Pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) mempunyai beberapa peralatan utama sebagai berikut :
Turbin uap (steam turbine).
Condensor (Condenser).
Separator.
Demister.
Pompa-pompa.

Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1), yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter (2) dialirkan ke separator (3) dan demister (4) untuk memisahkan zat-zat padat, silika dan bintik-bintik air yang terbawa didalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbine.

Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui main steam valve/electric control valve/governor valve (5) menuju ke turbine (6). Di dalam turbine, uap tersebut berfungsi untuk memutar double flow condensing yang dikopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV. Melalui step-up transformer (8), arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran (9).

Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum (0,10 bar), dengan mengkondensasikan uap dalam condenser (10) kontak langsung yang dipasang di bawah turbine. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump(11), lalu didinginkan dalam cooling water(12) sebelum disirkulasikan kembali.

Untuk menjaga kevakuman condenser, gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung: CO285-90% wt; H2S 3,5% wt; sisanya adalah N2 dangas-gas lainnya. Sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage dan second-stage (13) sedangkan di pada PLTP yang lain dapat terdiri dari ejector dan liquid ring vacuum pump.

Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur reinjeksi (14). Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 forced draft fan. Proses ini terjadi di dalam cooling water.

Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15). Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, sertarecharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan lagi oleh primary pump (16). Kemudian melalui after condenser dan intercondenser(17) dimasukkan kembali ke dalam reservoir.

Disadari atau tidak, perlahan tapi pasti Indonesia akan mengalami krisis energi. Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Energi fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat ia akan habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif energi masa depan.

Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum pada bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak mentah sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel per harinya.

Kondisi sumur produksi minyak di Indonesia tergolong sumur tua sehingga produksi yang dihasilkan tidak lagi optimal. Cadangan minyak tersebut akan habis jika upaya eksplorasi sumur minyak yang baru tidak menunjukkan hasil yang positif.  Data menunjukkan bahwa memang potensi cadangan minyak masih tersisa sebanyak 50 miliar barel di sepanjang laut Indonesia. Akan tetapi, data tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya. Solusi terbaik adalah dengan mulai melakukan diversifikasi energi dan pencarian sumber energi baru untuk masa depan. Berdasarkan blue print pengelolaan energi nasional tahun 2006-2005 sesuai dengan Peraturan Presiden no 5 tahun 2006, pada tahun 2025 ketergantungan energi pada minyak bumi akan dialihkan pada sumber energi lain seperti gas, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan batu bara.

Terlihat pada grafik di atas bahwa pada tahun 2025, ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak secara perlahan akan dikurangi. Pemanfaatan sumber energi lain seperti gas dan batubara masih secara dominan menjadi pilihan pemerintah sedangkan 17% di antaranya adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang kemudian difragmentasi lagi menjadi beberapa sumber energi seperti panas bumi, bahan bakar nabati, biomassa dan lainnya.

Gas dan batubara, sama halnya dengan minyak bumi, adalah sumber energi yang tidak terbarukan. Bergantung secara mutlak kepada kedua jenis sumber energi tersebut sebagai alternatif bukanlah pilihan yang bijak mengingat mereka juga sewaktu-waktu dapat habis serta penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan. Oleh sebab itu, porsi pemanfaatan energi baru terbarukan harus mulai ditingkatkan.

Pemerintah mulai melakukan langkah-langkah pemanfaatan EBT secara optimal dengan menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

Seperti apa peran Sumber Energi lainnya? Setidaknya ada beberapa syarat suatu sumber energi dapat dijadikan sebagai energi masa depan :
1.      Mudah diperoleh
2.      Efisiensi energi yang tinggi
3.      Ongkos produksi yang murah
4.      Ramah lingkungan

Ada banyak sumber energi di Indonesia yang dapat dijadikan alternatif energi fosil. Selama ini nuklir menjadi salah satu primadona bagi negara-negara maju. Namun pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi selalu mengundang kontroversi dan tidak jarang beririsan dengan agenda politik. Stigma nuklir yang mudah meledak dan menghancurkan seisi kota seperti bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki masih membayangi rakyat Indonesia sehingga LSM berbondong-bondong menyerukan pemboikotan nuklir. Belum lagi kejadian gempa di Jepang yang mengakibatkan bocornya PLTN Fukushima Daichi memberikan fobia yang semakin memperburuk stigma tersebut.

Mikrohidro, angin, dan sel surya  adalah contoh-contoh energi baru terbarukan yang dapat digunakan untuk menggantikan posisi minyak bumi dan gas. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Rerata kesulitan adalah pada pembangunan infrastruktur. Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kardaya Warnika, tidak adanya keberpihakan membuat target untuk pengembangan energi baru terbarukan sulit dicapai. Menurut beliau, keberpihakan mengandung arti semua energi baru dan terbarukan harus serentak didorong untuk menggantikan energi fosil. Namun, saat ini justru energi fosil yang memperoleh subsidi.
Salah satu sumber energi terbarukan yang tidak kalah baik dan penting adalah energi panas bumi.  Ia sudah semakin dikembangkan oleh pemerintah dan diproyeksikan dapat berperan aktif untuk mengganti peran energi fosil.

Mengapa Panas Bumi?
Energi panas bumi atau energi geothermal adalah energi yang dihasilkan oleh fluida, gas dan batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga memerlukan proses pertambangan untuk memperolehnya.  Geotermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya memanfaatkan fluida untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan fluida tersebut akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah untuk proses produksi berkelanjutan.

Dengan banyaknya gunung vulkanik, Indonesia seharusnya menjadi raksasa dalam eksplorasi panas bumi sebagai sumber energi.

Pencarian sumber energi panas bumi sudah dilakukan sejak masa hindia belanda. Awal pekerjaan tersebut dilakukan pada tahun 1918 di lapangan kamojang, Jawa Barat. Namun hingga saat ini pemanfaatannya masih belum optimal. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256 lokasi dan hampir setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi 28,1 GWe atau setara dengan 12 barel minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun.

Data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas bumi dunia, hanya 4% atau sekitar 1189 MWe saja yang dimanfaatkan di bumi Indonesia. Daerah panas bumi yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru 7 dari 256 lokasi atau sekitar 3% dengan kapasitas total terpasang 1189 MW.

Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak dapat disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.

Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang tidak merusak atmosfer dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas bumi akan diinjeksikan jauh ke dalam lapisan tanah (reservoir) dan tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2 nya pun hanya berkisar di angka 200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah emisi yang dihasilkan oleh gas alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.

Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, di antaranya hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal. Selain itu, energi panas bumi mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi. “Tingkat ketersediaan (availability) juga sangat tinggi, yaitu di atas 95%,”

Indonesia benar-benar dianugerahi dengan potensi alam yang luar biasa. Panas bumi yang terkandung di dalam perut buminya merupakan bentuk energi hasil rekayasa alam sehingga tidak diperlukan variasi rekayasa buatan untuk menggali potensi energi tersebut. Investasi yang diperlukan pun jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran investasi yang sama, energi yang dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10 kali lebih besar jika dibandingan dengan panas bumi dari negara lain.

Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Lapangan geotermal kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas bumi paling produktif. Sumur ini masih dimanfaatkan hingga sekarang walau sudah beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki kapasitas panas bumi sebanyak 93%. Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas bumi sebagai sumber energi.


Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi sumur geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan. Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu barel oil equivalen (boe) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.
Berdasarkan informasi dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009 total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menjadikan panas bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara lainnnya. Selama ini kita masih berkiblat pada selandia baru dan islandia dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.



Produksi panas bumi sedunia
Asosiasi Panas Bumi Internasional (IGA) melaporkan pada tahun 2010 bahwa 10.715 megawatt (MW) daya pembangkit listrik tenaga panas bumi terpasang di 24 negara dan diharapkan dapat membangkitkan 67.246 GWh energi listrik. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 20% dari tahun 2005. IGA memproyeksikan pertumbuhan hingga 18.500 MW pada tahun 2015, dikarenakan banyaknya proyek yang saat ini sedang dalam pertimbangan dan sering kali di daerah yang sebelumnya dikira hanya dapat sedikit dieksploitasi sumber dayanya.
Pada tahun 2010, Amerika Serikat memimpin produksi listrik panas bumi dunia dengan kapasitas 3.086 MW dari 77 pembangkit; gugusan pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia terletak di The Geysers, ladang panas bumi di Kalifornia. Filipina mengikuti AS sebagai produsen kedua tertinggi listrik tenaga panas bumi di dunia. Dengan kapasitas 1.904 MW, tenaga panas bumi menghasilkan hingga sekitar 27% listrik yang dibangkitkan Filipina.

Januari 2011: Al Gore mengatakan dalam KTT Asia Pasifik untuk Proyek Iklim bahwa Indonesia bisa menjadi negara adidaya energi panas bumi dunia.

Kanada adalah satu-satunya negara besar di Cincin Api Pasifik yang belum mengembangkan tenaga panas bumi. Wilayah dengan potensi terbesar adalah Cordillera Kanada, yang membentang dari British Columbia hingga ke Yukon, dengan taksiran output berkisar antara 1.550 MW hingga 5.000 MW.

Pembangkit kelas utilitas
Gugusan pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia terletak di The Geysers, ladang panas bumi di Kalifornia, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kosta Rika) menghasilkan lebih dari 15% listrik mereka dari tenaga panas bumi.

Listrik panas bumi dihasilkan di 24 negara, yang tercantum dalam tabel di bawah. Sepanjang tahun 2005 Amerika Serikat membuat beberapa kontrak untuk 500 MW kapasitas tambahan, sementara di 11 negara lainnya, ada beberapa pembangkit yang sedang dibangun . Sistem panas bumi yang ditingkatan dengan kedalaman beberapa kilometer sudah beroperasi di Perancis dan Jerman, dan sedang dikembangkan atau setidaknya dievaluasi di empat negara lainnya.


Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi




3.7 ENERGI PANAS BUMI RAMAH LINGKUNGAN
Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy).

Emisi dari pembangkit listrik panasbumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyak dan batubara. Karena emisinya yang rendah, energi panasbumi memiliki kesempatan untuk memanfaatkan Clean Development Mechanism (CDM) produk Kyoto Protocol. Mekanisme ini menetapkan bahwa negara maju harus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 5.2% terhadap emisi tahun 1990, dapat melalui pembelian energi bersih dari negara berkembang yang proyeknya dibangun diatas tahun 2000. Energi bersih tersebut termasuk panas bumi.

Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam faktor kapasitasnya (capacity factor), yaitu perbandingan antara beban ratarata yang dibangkitkan oleh pembangkit dalam suatu perioda (average load generated in period) dengan beban maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut (maximum load). Faktor kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi ratarata 95%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batubara, yang besarnya hanya 6070% (U.S Department of Energy).

3.8 KEGIATAN USAHA ENERGI PANAS BUMI
Kegiatan Usaha Panas Bumi adalah suatu kegiatan untuk menemukan sumber daya Panas Bumi sampai dengan pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tahapan kegiatan usaha panas bumi meliputi:
a) Survei Pendahuluan;
b) Eksplorasi;
c) Studi Kelayakan;
d) Eksploitasi; dan
e) Pemanfaatan.

Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, analisis dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas Bumi serta Wilayah Kerja.
Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi, geofisika, geokimia, pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk memperoleh dan menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna menemukan dan mendapatkan perkiraan potensi Panas Bumi.

Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan usaha pertambangan Panas Bumi, termasuk penyelidikan atau studi jumlah cadangan yang dapat dieksploitasi.

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang meliputi pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas lapangan dan operasi produksi sumber daya Panas Bumi.

Pemanfaatan Tidak Langsung untuk tenaga listrik adalah kegiatan usaha pemanfaatan energi Panas Bumi untuk pembangkit tenaga listrik, baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri

Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau fluida Panas Bumi untuk keperluan nonlistrik, baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri.


3.9 LANGKAH AWAL DALAM MEMPERSIAPKAN KONVERSI ENERGI PANAS BUMI
Pertama yang harus kita lakukan adalah studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai sumber panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuan-batuan pembentuk kerak bumi. Semakin besar ukuran dapur magma, tentu akan makin besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan.

Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan pada pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan tertentu. sehingga kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air. sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah, air connate, air laut, air danau, es atau air hujan.

Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang sering disebut sebagai Reservoir, dan reservoir dapat digolongkan menjadi 3 golongan berikut ini:

·         Entalpi rendah, suhu kurang dari 125 derajat celcius dengan rapat spekulatif 10 MW/km2 dan konversi energi 10%
·         Entalpi sedang, suhu antara 125 dan 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 12.5 MW/km2 dan konversi energi 10%
·         Entalpi tinggi, suhu > 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 15 MW/km2 dan konversi energi 15%

Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas bumi, walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi memiliki umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur panas bumi juga merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hitungan keekonomiannya. Ada beberapa metode untuk menghitung umur panas bumi, namun tidak dibahas disini.

Setelah kita mengerti tentang studi awal pemanfaatan panas bumi, kita lanjutkan bahasan tentang teknologi dan prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Tiga Macam Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(Geothermal Power Plants)



Ø  Uap Kering(dry steam)


Skema pembangkit dry steam
Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas(>235 derajat celcius), dan air yang tersedia direservoir amat sedikit jumlahnya. Cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutargenerator untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun1904. Jenis ini cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi.


Ø  Flash steam

Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C padareservoir, cara kerjanya adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatuseparator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dangenerator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan kereservoir melaluiinjection wells.

Ø  Binary cycle


Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara107-1820C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan kegenerator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.

Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dansulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

Setelah tahu teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi, selanjutnya kita dapat membuat kesimpulan tentang keuntungan dan kelemahan PLTP.

Keuntungan:
1. Bebas emisi (binary-cycle).
2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya(angin, Solar cell dll)
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Harga yang competitive                        


Kelemahan
1. Cairan bersifat Korosif
2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga effiensi tidak merupakan faktor yg sangat penting.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau sangat kecil





3.10 KEUNGGULAN, KENDALA, DAN DAMPAK DARI ENERGI PANAS BUMI
Keunggulan- keunggulan panas bumi, antara lain :
a.       Panas bumi termasuk Energi Baru Terbarukan (EBK). Tidak seperti energi fosil yang akan habis jika telah digunakan, panas bumi merupakan energy yang dapat diperbaharui.
b.      Panas bumi pun tergolong bersih bahkan tergolong paling bersih jika dibandingkan minyak bumi, batu bara dan nuklir.

Kendala dan Solusi untuk Energi Panas bumi
Pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi juga tidak terlepas dari ragam permasalahan. Menurut mantan Dirut PT Pertamina Geotermal Energi, Abadi Poernomo, pengembangan energi panas bumi cukup rumit. Hal ini disebabkan oleh investasi yang tidak sedikit untuk proses produksi dan juga beresiko tinggi. Resiko yang mungkin timbul berkaitan dengan sumber daya seperti tidak ditemukannya energi panas bumi di daerah yang sedang dieksplorasi, cadangan atau energi listrik yang kurang komersial. Resiko lainnya adalah kemungkinan penurunan laju produksi atau penurunan temperature lebih cepat dari estimasi semula (Sanyal&Koenig, 1995).

Selain itu konversi energi panas bumi menjadi energi listrik dianggap kurang menguntungkan karena harga jual per KWH yang ditetapkan PLN terlalu murah dan tidak sebanding dengan ongkos produksi. Harga jual yang rendah juga beririsan dengan daya tarik investasi oleh para investor. Para investor juga kurang tertarik untuk berinvestasi pada eksplorasi panas bumi di Indoneseia. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kepastian hukum atau masih adanya tarik ulur kebijakan di kementrian terkait. Peraturan perundangan yang dibuat oleh kementrian ESDM belum tentu sejalan dengan peraturan di kementrian lain. Selain itu, lokasi sumur geothermal yang sebagian berada di kawasan konservasi juga menjadi salah satu hambatan dalam proses produksi. Selain akan berhadapan dengan LSM yang concern terhadap isu konservasi, pembebasan lahan pun dinilai cukup mahal. Kendala ini diperparah dengan perizinan yang sulit didapat. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa seolah tidak adanya koordinasi di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan dan pengembangan teknologi panas bumi.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan komunikasi intensif pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihak-pihak terkait. Rumuskan bersama peraturan perundangan yang memberikan kemudahan dan akses agar para investor berminat untuk menanamkan investasinya pada energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif terhadap perubahan pasar makro yang mungkin berpengaruh pada harga jual.

Energi panas bumi tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber energi. Pemerintah tetap harus fokus pada upaya diversifikasi energi lainnya. Jika kita mampu memanfaatkan setiap potensi sumber energi yang ada maka Indonesia bisa mandiri secara energi dan tidak lagi bergantung pada negara lain. Memang dibutuhkan waktu yang lama, energi yang ekstra, dan keuangan yang besar namun demi energi masa depan yang lebih baik, maka harus direncanakan dari saat ini. Karena apa yang kita investasikan sekarang akan bermanfaat di masa depan.

Potensi panas bumi didunia sekitar 40 % (28 GW) tapi penggunaan nya baru sebatas 4% (1200 MW) dari 40% itu. Jika melihat berbagai aspek, panas bumi ini memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan energy lain terutama energy fosil (Minyak Bumi, Batubara, Gas Bumi dll).

Ø  Kendala pertama ialah investasi awal yang sangat besar. Memang tidak dapat dipungkiri, tidak jauh berbeda dengan Industri Minyak Bumi, Industri panas bumi juga merupakan Industri yang padat modal. Sebagai gambaran, untuk pengembangan energi panas bumi yang dapat menghasilkan listrik 45 MW diperlukan investasi sekira USD105 juta.
Ø  Kendala kedua ialah letak lokasi panas bumi itu sendiri, sebagian besar lokasi panas bumi terletak di wilayah hutan lindung, yang keberadaannya dilindungi dan akan tergolong bentuk penebangan liar jika kegiatan eksplorasi panas bumi ini tetap dilakukan.
Ø  Kendala ketiga, datang dari PLN yang kurang agresif terjun langsung membeli listrik dari pengembang panas bumi.


3.11 Dampak Terhadap Lingkungan
Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, diantaranya karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3). Pencemar-pencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan bau yang tidak sedap serta beracun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini mengeluarkan rata-rata 40 kg CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari emisi pembangkit berbahan bakar fosil konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi dengan tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia yang mudah menguap, biasanya dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi gas buangannya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi secara teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan karbon. Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung sejumlah kecil bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam kimia. Bahan-bahan kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika dilepaskan. Praktek modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi ke dalam bumi untuk merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya lingkungan ini.

Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas pernah terjadi di ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi yang ditingkatkan juga dapat memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000 gempa berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan air. Bahaya pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah dialami di Staufen im Breisgau, Jerman. Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar minimal. Pembangkit ini hanya memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh dibandingkan dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang angin. Pembangkit ini juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan dengan lebih dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau minyak.




4.1              KESIMPULAN
Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi geothermal. Energi geothermal berasal dari panas bumi yang tidak membutuhkan media penyimpanan seperti energi alternatif lainnya sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energy terbarukan lainnya, seperti matahari, angin dan air. Selain memiliki dampak negatif yang kecil terhadap lingkungan, energi geothermal juga tidak menghasilkan emisi gas. Selain itu, keuntungan dari energi alternatif yang berasal dari geothermal adalah sumber energi yang tidak akan habis dan bisa di daur ulang.

Teknologi yang umumnya dipakai untuk mengubah energi geothermal menjadi energi listrik dibagi menjadi 3, yaitu Flash Steam Power Plant, Binary Cycle Power Plants, dan Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle Power Plants. Selain menggunakan teknologi di atas, energi geothermal juga dapat digunakan secara langsung ( direct use ) tapi dengan syarat sumber energy geothermal tersebut memiliki temperatur rendah, yaitu kurang dari 150 derajat celcius.

Permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam masalah pengembangan energi alternatif yang berasal dari geotermal adalah besarnya dana yang dibutuhkan dan waktu yang relative lama untuk eksplorasi gheotermal itu sendiri. Selain itu teknologi yang di gunakan untuk pemanfaatan geotermal itu sendiri juga menjadi permasalahan. Jadi permasalahan sumber energi geotermal adalah pada pemanfaatannya yang masih belum maksimal.              

4.2              SARAN

Penggunaan energi alternatif yang berasal dari energi geotermal patut dicoba karena ramah lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan habis dan dapat di daur ulang. Energi alternatif geothermal perlu lebih disosialisasikan lagi ke masyarakat, agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengembangkan teknologi ini. Selain itu pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada lapisan masyarakat yang mau mempelajari dan mengembangkan teknologi ini.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-energi-terbarukan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarukan
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi
https://www.academia.edu/8745093/Makalah_Energi-Geothermal
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_panas_bumi
https://geothermalstudentstudy.wordpress.com/sejarah-panasbumi-di-indonesia/
http://benergi.com/manfaat-energi-panas-bumi-sebagai-sumber-energi-alternatif

http://diway-5454.blogspot.co.id/2012/12/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html

0 Response to "Makalah Fisika: Sumber Energi Panas Bumi"

Posting Komentar