MAKALAH FISIKA
BIOALKOHOL
Disusun oleh :
CUT ZHAKIA ANANDA
XII
MIA 3
SMAN 3 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Dalam
pembuatan tugas ini, banyak bimbingan dan bantuan dari semua pihak sehingga
akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini, khususnya para rekan-rekan.
Terimakasih
juga tak lupa saya haturkan kepada Bapak Guru Mata Pelajaran Fisika yang telah
memberikan saya tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak
ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada
kekurangan ataupun kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini
menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Pamulang, 07 Maret 2016
Cut Zhakia Ananda
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB
II STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Energi Biofuel
2.2 Sejarah Energi Biofuel
BAB
III STUDI KASUS
3.1 Energi Bioalkohol
3.1.1
Metanol dan Etanol
3.1.2 Butanol
dan Propanol
3.2Manfaat Energi Biofuel
3.3Kelemahan Energi Biofuel
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi
alternatif adalah energi yang digunakan dengan bertujuan untuk menggantikan
bahan bakar yang ada saat ini tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal
tersebut. Minyak bumi dan batu bara sering disebut sebagai bahan bakar
fosil. Bahan bakar fosil ini terbentuk dari hewan dan tumbuhan yang mati
ratusan juta tahun lalu. Pembentukan bahan bakar ini membutuhkan waktu sangat
lama. Apabila& kita tidak berhemat, bahan bakar tersebut akan habis.
Penggunaan energi alternatif merupakan salah satu cara menghemat persediaan
bahan bakar fosil. Ada banyak sumber energi alternatif, seperti matahari, air, angin, gelombang
air laut, geothermal, biofuel, dan lain-lain.
Ciri-ciri
energi alternatif adalah sebagai berikut :
(1) Dapat
digunakan berulang-ulang
(2)
Jumlahnya berlimpah
(3) Pengolahannya
tidak merusak alam
(4) Tidak
berbahaya, aman, serata tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan/penggunaanya
(5) Ramah
lingkungan
Bahan bakar
hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik
atau pertanian.
Alasan
saya memilih Bahan Bakar Bioful dalam pembuatan makalah ini karena saya
berfikir bahan bakar hayati ini beragam jenisnya seperti, limbah organik kering
(seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkanalkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman
yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Disini
saya akan membahas Energi Bioalkohol.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Energi Biofuel?
2. Apa saja jenis Energi Biofuel?
3. Apa manfaatEnergi Biofuel?
4. Apa saja kerugian penggunaan Energi Biofuel?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian Energi Biofuel.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Energi Biofuel.
3. Untuk mengetahui manfaat Energi Biofuel.
4. Untuk mengetahui kerugian penggunaan Energi Biofuel.
BAB
II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian Energi Biofuel
Bahan bakar
hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik
atau pertanian.
Ada tiga cara untuk
pembuatan biofuel:
-pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah
tangga, limbah industri dan pertanian)
-fermentasi limbah basah
(seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung
hingga 60 persen metana)
-fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkanalkohol dan ester dan energi dari
hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi
menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori
dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosiltetapi karena kadang-kadang diperlukan
perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar
fosil.
2.2 Sejarah Energi
Biofuel
Ø Biofuel Generasi Pertama
Biofuel generasi
pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari gula, starch, minyak sayur, atau lemak
hewan menggunakan teknologi konvensional.
1.
Minyak Sayur
Minyak sayur dapat
digunakan sebagai makanan atau bahan bakar.Kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar.
Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi
dengan sistem
injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat.) Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk
memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila
dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional. MAN
B&W Diesel, Wartsila dan Deutz
AGmenawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur.
Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan
dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai
bahan bakar.
2.
Biodiesel
Biodiesel merupakan
biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak
menggunakan transesterifikasi dan merupakan
cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Minyak dicampur dengan sodium
hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel
(FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol
dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat
digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral.
Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel.
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan
biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan
negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak
stasiun bahan bakar.Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota
beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS
bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta
galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan
meningkat empat kali lipat menjadi 1 miliar galon.
3.
Biogas
Biogas diproduksi
dengan proses digesti
anaerobik dari bahan organik oleh anaerobe. Biogas dapat
diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakantanaman
energi yang dimasukan ke dalam pencerna
anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan. Biogas mengandung methane dan dapat
diperoleh dari digester anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah
sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan
sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Bila gas ini
lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.
4.
Syngas
Syngas dihasilkan
oleh kombinasi proses pyrolysis, kombusi,
dan gasifikasi. Bahan bakar bio
dikonversi menjadi karbon monoksida dan energi melalui pyrolysis. Masukan
oksigen terbatas diberikan untuk mendukung kombusi. Gasifikasi mengubah materi
organik menjadi hidrogen dan karbon monoksida.Campuran gas yang dihasilkan,
syngas, adalah bahan bakar.
5.
Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah butanol, diproduksi dengan
aksi mikroorganisme dan enzymmelalui fermentasi gula
atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali
dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin
bensin.
Butanol terbentuk
dari fermentasi ABE (aseton,
butanol, etanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan
potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk
cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar
"langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi
mesin).[10] Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan
kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi
melalui infrastruktur yang telah ada.Dupont dan BP bekerja sama
untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar
etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar
etanol di Brasil. Bahan bakar
alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat
dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi
etanol menggunakan digesti enzim untuk
menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).Produksi etanol
selulosa menggunakan tanaman
non-pangan atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak
mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Ø Biofuel Generasi Kedua
Para pendukung
biofuel mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik untuk meningkatkan
dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan, implementasi biofuel
generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia
dan hewan, di antaranya cellulosic
biofuel. Proses produksi biofuel generasi kedua bisa menggunakan berbagai
tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang diantaranya
adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai
tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus). Biofuel generasi
kedua (2G) menggunakan teknologi biomassa
ke cairan, diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang tidak digunakan untuk
konsumsi manusia dan hewan.
Sebagian besar
biofuel generasi kedua sedang dikembangkan seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropsch diesel,
biohydrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi cellulosic
ethanol mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi
manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan. Memproduksi
etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang sulit untuk
dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi) memakan rumput
lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban
untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam labolatorium cellulosic
ethanol, berbagai proses eksperimen sedang dikembangkan untuk melakukan hal
yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa difermentasi untuk menjadi bahan
bakar etanol. Para ilmuwan juga sedang bereksperimen dengan sejumlah organisme
hasil rekayasa genetik penyatuan
kembali DNA yang mampu meningkatkan potensi biofuel seperti pemanfaatan
tepung Rumput Gajah (Panicum virgatum).
Jerami tanaman minyak biji Rapa sebagai salah satu sumber
energi alternatif penting dimasa depan. Jerami minyak biji Rapa kebanyakan
tidak lagi digunakan petani, hanya sebagai kompos dan tempat tidur hewan
ternak. Tetapi dengan memanfaatkan jerami minyak biji Rapa akan
menghasilkan energi alternatif Biofuel terbarukan. Ilmuwan dari
Institute of Food Research mencari cara, bagaimana mengubah jerami
dari minyak biji Rapa menjadi energi alternatif biofuel. Penemuan awal
menunjukkan bagaimana proses pembuatan biofuel bisa diproduksi lebih efisien,
serta bagaimana meningkatkan produksi jerami minyak biji Rapa dapat
ditingkatkan. Jerami dari tanaman seperti gandum, barley, dan minyak biji Rapa
dipandang sebagai sumber potensial energi
biomassa untuk meningkatkan produksi biofuel generasi kedua.
Setidaknya produksi di Inggris mencapai sekitar 12 juta ton jerami minyak biji
Rapa. Dalam kenyataannya, minyak biji Rapa banyak digunakan untuk tempat tidur
hewan ternak dan kompos dan pembangkit energi. Jerami berisi campuran gula yang
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif biofuel, dimana dalam
penggunaannya tidak bersaing dengan produksi pangan melainkan merupakan solusi
berkelanjutan dalam hal pemanfaatan limbah. Gula yang ada pada jerami tidak
dapat diakses oleh enzim yang membebaskannya agar dapat dikonversi menjadi
energi alternatif biofuel, sehingga perawatan sebelum pengelolaan jerami akan
sangat diperlukan.
BAB
III
STUDI KASUS
3.1 Energi Bioalkohol
Meskipun saat ini bahan bakar fosil masih mendominasi sumber energi dunia, alkohol sudah digunakan sebagai bahan bakar
oleh manusia sejak zaman lampau. Empat alkoholalifatik pertama, yaitu (metanol, etanol, propanol, dan butanol) adalah jenis
alkohol yangsering digunakan sebagai bahan bakar karena alkohol-alkohol ini
dapat disintesis secara kimia maupun biologi, dan karakteristik yang dimiliki
membuat alkohol ini dapat dipakai pada mesin-mesin modern saat ini. Salah satu
keuntungan yang dimiliki oleh keempat jenis alkohol ini adalah angka oktan yang tinggi. Angka oktan yang tinggi
dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat sehingga dapat menutupi kepadatan
energinya yang rendah (jika dibandingkan dengan bensin/diesel). Biobutanol merupakan
salah satu bahan bakar yang paling menguntungkan karena kepadatan
energinya hampir sama dengan bensin, dengan angka oktan yang masih 25% lebih
tinggi dari bensin. Kebanyakan metanol diproduksi dari gas alam, meskipun
sebenarnya dapat juga diproduksi sari biomassa dengan proses yang hampir sama.
Etanol pada umumnya diproduksi dari material
biologis yang diproses melalui fermentasi. Bahan bakar yang diperoleh dari
material-material biologis ini disebut
dengan bioalkohol (misalnya bioethanol). Tidak ada perbedaan
antara bahan bakar alkohol yang diproduksi dari material biologis maupun dari
bahan kimia.
3.1.1 Metanol dan Etanol
Etanol secara umum diproduksi melalui fermentasi gula, dan metanol
biasanya diproduksi dari fermentasi gas, tapi ada cara yang lebih modern untuk
mendapatkan bahan bakar ini. Enzim dapat digunakan untuk memproduksi etanol dan
metanol. Metanol adalah molekul yang paling sederhana, dan etanol dapat dibuat
dari metanol. Di dunia industri, metanol dapat dibuat dari biomassa apapun, termasuk
kotoran binatang, atau dari karbon dioksida dan air. Bisa juga didapatkan dari
mengubah biomassa menjadi gas sintesis digasifier. Kedua bahan bakar
ini juga dapat diproduksi di laboratorium dengan menggunakan elektrolisis atau
enzim. Jika digunakan
sebagai bahan bakar, etanol memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
bila dibandingkan dengan bahan bakar biasa seperti bensin dan diesel. Kedua bahan bakar alkohol ini
membutuhkan rasio kompresi yang tinggi
agar mesin bisa menyala. Kedua alkohol ini memiliki angka oktan yang tinggi, dengan angka oktan
109. Selain itu, kedua bahan bakar alkohol ini memiliki angka cetan yang
rendah, sehingga cairan pembantu penyulut (ignition improver) seperti contohnya
glikol harus ditambahkan ke dalam campuran bahan bakar ini sampai kandungannya
mencapai 5%.Ketika dipakai, bahan bakar alkohol ini dapat berpotensi mengurangi NOx, CO, HC dan partikulat lainnya. Emisi
racun dari benzena dan 1,3 butadiena juga menurun.
3.1.2 Butanol dan Propanol
Propanol dan butanol dianggap
lebih aman dan lebih mudah menguap jika dibandingkan dengan metanol. Butanol
memiliki keuntungan yaitu titik nyalanya sebesar 35 °C, sehingga tidak
mudah terbakar, tapi menjadi masalah jika digunakan pada suhu udara rendah. Proses fermentasi
untuk memproduksi propanol dan butanol agak susah dilakukan. Saat ini,
organisme yang digunakan dalam pengkonversian ini, Clostridium acetobutylicum, menghasilkan bau
yang sangat busuk sehingga proses fermentasi harus dilakukan pada pabrik
fermentasi. Organisme ini juga akan mati ketika kandungan butanol mencapai 7%.
Sebagai perbandingan, khamir akan mati
jika kandungan etanol mencapai 14%. Beberapa jenis khamir lainnya dapat
mentolerir konsentrasi etanol yang lebih tinggi - sehingga disebut khamir turbo
yang masih dapat bertahan sampai kandungan etanolnya mencapai
16%. Kesimpulan yang didapat adalah jika khamir Saccharomyces biasa
dapat dimodifikasi sehingga dapat lebih tahan terhadap etanol, maka pada suatu
hari mungkin ilmuwan akan berhasil menghasilkan strain Clostridium
tipe baru yang dapat bertahan dari butanol dengan konsentrasi lebih dari 7%.
Jika hal ini dapat diterapkan, maka akan sangat berguna karena butanol
memiliki kepadatan
energi yang lebih besar daripada etanol. Ditambah lagi, serat yang
biasanya dibuang dari tanaman gula, sekarang dapat digunakan untuk memproduksi
butanol, dan hasil bahan bakarnya bisa ditingkatkan tanpa perlu menambah jumlah
tanaman yang dihasilkan.
3.2 Manfaat
Energi Biofuel
Berikut beberapa
manfaat penggunaan Energi Biofuel
1.
Tidak
memerlukan perubahan radikal untuk beralih ke penggunaan biofuel, tidak sesulit
seperti beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
2.
Lebih
murah daripada bahan bakar fosil.
3.
Adalah
bahan bakar “Netral Karbon”. Hal ini karena karbon dioksida yang dikeluarkan
saat pembakaran sama dengan jumlah yang diserap tanaman keluar atmosfer. Oleh
karena itu, mereka tidak memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.
4.
Mengurangi
emisi carbon sebesar 50% – 60%
5.
Mengurangi
ketergantungan pada minyak asing.
6.
Etanol
lebih murah di produksi.
7.
Membantu
mencegah ketukan atau gesekan pada mesin.
3.3
Kelemahan Energi Biofuel
2.
Lebih banyak tanah yang harus disisihkan
untuk membuat Biofuel.
3.
Akan banyak orang di seluruh dunia yang
kelaparan karena tidak ada makanan yang cukup karena lahan yang digunakan untuk
menanam bahan pangan digunakan untuk menanam tanaman penghasil Biofuel.
4.
Membakar jagung (sebagai bahan untuk
pembuatan Biofuel) dapat melepaskan Nitrous Oxide (gas rumah kaca) ke
udara.
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bahan bakar
hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik
atau pertanian.
Bioalkohol adalah Alkohol
yang diproduksi secarabiologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah butanol, diproduksi dengan
aksi mikroorganisme dan enzymmelalui fermentasi gula
atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali
dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin
bensin.
Bahan bakar
etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar
etanol di Brasil. Bahan bakar
alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat
dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi
etanol menggunakan digesti enzim untuk
menghasilkan gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan.
Penggunaan energi
alternatif pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut kelebihan dan
kekurangannya :
·
Kelebihan
1.
Tidak
memerlukan perubahan radikal untuk beralih ke penggunaan biofuel, tidak sesulit
seperti beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
2.
Lebih
murah daripada bahan bakar fosil.
3.
Adalah
bahan bakar “Netral Karbon”. Hal ini karena karbon dioksida yang dikeluarkan
saat pembakaran sama dengan jumlah yang diserap tanaman keluar atmosfer. Oleh
karena itu, mereka tidak memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.
4.
Mengurangi
emisi carbon sebesar 50% – 60%
5.
Mengurangi
ketergantungan pada minyak asing.
6.
Etanol
lebih murah di produksi.
7.
Membantu
mencegah ketukan atau gesekan pada mesin.
·
Kekurangan
2.
Lebih banyak tanah yang harus disisihkan
untuk membuat Biofuel.
3.
Akan banyak orang di seluruh dunia yang
kelaparan karena tidak ada makanan yang cukup karena lahan yang digunakan untuk
menanam bahan pangan digunakan untuk menanam tanaman penghasil Biofuel.
4.
Membakar jagung (sebagai bahan untuk
pembuatan Biofuel) dapat melepaskan Nitrous Oxide (gas rumah kaca) ke
udara.
3.2 Saran
Beberapa saran yang
dapat kami ambil dari makalah ini adalah :
1.
Jagalah kelestarian lingkungan kita dari berbagai macam
polusi
2.
Mulailah kita mengembangkan energy – energy alternative
untuk menyelamatkan cadangan minyak bumi dan batu bara yang telah kritis
3.
Belajar bagaimana menciptakan ide – ide baru sebagai
gerakan menyelamatkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Makalah Fisika: Bioalkohol"
Posting Komentar