Makalah Fisika: Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif

MAKALAH FISIKA
BIOGAS SEBAGAI
SUMBER ENERGI ALTERNATIF


DI SUSUN OLEH :
LIA NOVIAWATI (XII MIA 3)
SMAN 3 TANGSEL


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Teknologi Biogas Sebagai Energi Alternatif” dapat diselesaikan dengan baik.
            Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pembelajaran.Hasil yang ingin dicapai agar dapat mengetahui serta memahami bagaimana pemanfaatan kotoran hewan sebagai energi alternatif bagi kehidupan manusia.
            Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang mungkin di luar dari pengetahuan saya. Semoga makalah ini berguna bagi pembacanya dan pembaca dapat memahami isi dari makalah ini.

Pamulang, 9 Maret 2016




Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk keperluan industri, transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin meningkat.Hal ini menyebabkan ketersediaan energi minyak bumi menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Pemerintah Indonesia pun mulai mencari terobosan baru dalam menciptakan energi alternatif yang jauh lebih murah pengganti energi minyak bumi. Dengan adanya energi alterrnatif, penggunaan energi yang tak terbarukan semakin berkurang.
Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia adalah dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai energi alternatif (biogas) skala rumah tangga yang ramah lingkungan untuk memenuhi keperluan rumah tangga itu sendiri.
Biogas biasanya dikenal sebagai gas rawa atau lumpur. Gas campuran ini didapat dari proses perombakan kotoran ternak menjadi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob). Selama proses fermentasi, biogas pun terbentuk. Sumber energi biogas dapat dimanfaatkan ditengah-tengah kelangkaan energi minyak bumi.Penggunaan dari energi biogas sebagai bahan bakar berdampak positif karena mengurangi pencemaran lingkungan.Sangat diharapkan penggunaan teknologi baru ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat ditengah kelangkaan energi minyak bumi dan harga minyak bumi yang cukup melambung pada masa kini.

1.2  Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini:
1.      Apakah pengertian dari biogas?
2.      Apa saja keunggulan penggunaan biogas dari kotoran ternak?
3.      Bagaimanakah cara pembuatan biogas dari kotoran?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui manfaat penggunaan Biogas dari kotoran ternak.
2.      Mengetahui keunggulan dari penggunaan Biogas sebagai energi alternatif dibanding bahan bakar yang berasal dari minyak bumi.
3.      Mengetahui bagaimana cara pembuatan Biogas dari kotoran ternak.




BAB II
STUDY PUSTAKA

A.    Pengertian Biogas

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana.Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. 
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. 
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW). 

B.     Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biogas

Menurut Simamora, S. et al (2006), menyatakan bahwa banyak faktor yang mepengaruhi keberhasilan produksi bigas. Faktor pendukung untuk mempercepat proses fermentasi adalah kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan bakteri perombak. Ada beberpa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biogas yakni sebagai berikut:
1.      Kondisi Anaerob / Kedap Udara
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme anaerob. Instalasi pengolahan biogas harus kedap udara.
2.      Bahan Baku Isian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa dapaur, dan sampah organik yang terhindar dari bahan anorganik. Bahan isian harus mengandung 7 – 9 % bahan kering dengan pengenceran 1 : 1 (bahan baku : air).

3.      Imbangan C/N
Imbangan C/N yang terkandung dalam bahan organik sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme dengan imbangan C/N optimum 25 – 30 untuk mikroorganisme perombak.
4.      Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme. Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan mikroorganisme adalah 6,8 – 7,8.
5.      Temperatur
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang mendadak di dalam instalasi pengolahan biogas. Untuk menstabilkan temperatur kita dapat membuat instalasi biogas di dalam tanah.
6.      Starter
Starter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik hingga menjadi biogas. Starter merupakan mikroorganisme perombak yang telah dijual komersil dapat juga digunakan lumpur aktif organik atau cairan rumen.

C.    Komposisi Biogas 

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. 
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4).Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif 


D.    Reaktor Biogas 
Ada beberapa jenis reactor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum).Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.
1.      Reaktor kubah tetap (Fixed-dome) 
Reaktor ini disebut juga reaktor china.Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran.Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah. 
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah.Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya. 

2.      Reaktor floating drum 
Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. 
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap. 

3.      Reaktor balon 
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas. 





BAB III
STUDY KASUS

A.    Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Bandung Gunungkidul Yogyakarta.Diterapkan suatu model percontohan instalasi biogas di peternak skala rakyat.Selanjutnya dilakukan uji pemanfaatan biogas untuk sumber pengganti bahan bakar minyak yaitu uji memasak oleh keluarga peternak tersebut.Tahap pertama dilakukan survey pada salah satu peternak rakyat di desa Bandung Playen Gunungkidul yang memiliki ternak sapi peliharaan 2-6 ekor.Kemudian dilakukan wawancara untuk mengetahui data keluarga serta kebutuhan pemakaian minyak tanah sebagai bahan bakar memasak sehari-hari.Setelah itu dilakukan survey lahan pemeliharaan ternak sapi milik keluarga tersebut serta pengamatan jumlah produksi kotoran sapi yang dipelihara.Tahap selanjutnya adalah perancangan model instalasi biogas serta pembangunan model instalasi tersebut.Model tersebut dibuat berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak, jumlah kotoran yang dihasilkan dari ternak sapi, dan luas lahan yang dimiliki oleh peternak tersebut. Digester biogas yang dibuat berkapasitas 4,84 m3 menggunakan type tangki terapung. Kotoran yang berasal dari kandang ternak sapi dialirkan ke tangki pencerna.Pengujian pemanfaatan biogas dilakukan dengan pengujian memasak sehari-hari.

B.     Hasil dan Pmbahasan
a.       Potensi Kotoran Sapi di Peternak Rakyat untuk Biogas di lahan marginal
Lahan Marginal / lahan kering marginal adalah Lahan kering yang kondisi fisik dan kimianya tidak mendukung untuk diusahakan bagi budidaya tanaman, terutama tanaman pangan tanpa perlakuan.
Biasanya penduduk di lahan marginal banyak mengalihkan mata pencahariannya ke sektor peternakan seperti yang terjadi di Gunungkidul.Penduduk di lahan marginal khususnya di Gunungkidul sangat gemar memelihara ternak.Jenis ternak yang biasa dipelihara adalah sapi potong. Data tahun 2002 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi potong di kabupaten Gunungkidul DIY berjumlah 102.212 ekor, yaitu 50% jumlah populasi ternak sapi potong di propinsi DIY.
Jika setiap ekor ternak berbobot rata-rata 400 kg mengeluarkan kotoran sebanyak 5% dari berat tubuhnya yaitu 20 kg/hari/ekor maka kotoran yang dihasilkan setiap harinya adalah 2.044.240 kg. Hasil studi lapangan diambil satu keluarga peternak dengan data sebagai berikut:


NO
KETERANGAN
DATA
1
Nama KK
Mugiman
Usia
42 tahun
Alamat
Desa Bandung Kec Playen Kab Gunungkidul
2
jumlah anggota keluarga
4 orang
3
jumlah kepemilikan ternak sapi
4 ekor
4
Berat rata-rata sapi
370,32 kg
5
Luas kepemilikan laha pekarangan

700
6
keperluan minyak tanah untuk memasak
1 liter/hari

Tumpukan kotoran tersebut sangat potensial menjadi energi yang berguna bagi kehidupan jika dimanfaatkan dengan cara yang tepat. Setiap harinya hewan ternak sapi potong mengeluarkan kotoran segar sebanyak 5-8% dari berat tubuhnya. Kotoran dalam bentuk bahan kering yang dihasilkan setiap harinya 0,6 sampai 1,7% dari berat tubuh (Bewick, 1980). Berdasarkan teori tersebut, dapat diasumsikan perhitungan jumlah kotoran yang dihasilkan ternak sapi milik Pak Mugiman adalah 4 ekor X 370,32 kg X 7% = 104 kg/hari.



Selama ini kotoran sapi potong tersebut hanya dibuang atau dialirkan ke kolam penampungan terbuka atau menggunakannya sebagai pupuk kandang dengan cara disebar begitu saja di lahan milik peternak. Jika kotoran sapi menumpuk maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan berupa bau yang tidak sedap, pencemaran air tanah oleh nitrogen dan membantu penyebaran penyakit. Proses pembuatan biogas memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah menghasilkan energi terbarukan, menghasilkan produk sampingan pupuk yang berkuailtas, ramah lingkungan, mengurangi jumlah karbondioksida dan metan yang terserap dalam air tanah. Konversi 300 kg kotoran ternak dapat menghasilkan 170 m3 biogas dalam waktu 60 hari. Maka dengan jumlah sapi 4 ekor, berpotensi menghasilkan biogas sejumlah 2,26 m3 dengan retensi waktu yang lebih singkat. Kotoran sapi yang semula dibuang dapat termanfaatkan secara maksimal.

C.    Pemanfaatan Kotoran Sapi Potong Untuk Produksi Biogas

Hal penting yang perlu diperhatikan jika akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biogas untuk rumah tangga selain ketersediaan kotoran sapi yang cukup adalah syarat teknis pembuatan dan manajemen pengaturan kotoran yang akan diolah. Waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan kotoran ke dalam digester serta selang waktu proses menjadi biogas sampai bisa dimanfaatkan untuk memasak perlu pula diperhitungkan. Sebuah contoh estimasi yang didasarkan pada perhitungan volume digester menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengisi digester dengan volume 1m3 adalah 7-10 menit (Van Buren 1979, United Nation 1984). Semakin besar volume digester semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk proses pengisiannya. Banyaknya jumlah ternak sapi yang dibutuhkan untuk membuat sebuah instalasi biogas dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu banyaknya kotoran yang dikeluarkan oleh ternak sapi dan banyaknya jumlah kotoran yang dapat dikumpulkan (Motavalli et al. 1994).Jika sebuah keluarga peternak memiliki 4 ekor sapi yang menghasilkan kotoran sebanyak 100 kg maka setiap pengisian bahan memerlukan waktu 3 menit.Hal tersebut dapat dilakukan tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.Berikut ditampilkan rancangan digester biogas.


Kapasitas tampung digester yang diinstalkan adalah 4,84 m3 , didasarkan pada jumlah kotoran yang dihasilkan oleh ternak sapi yang dimiliki peternak yaitu 104 kg per hari. Kotoran sapi yang berasal dari kandang langsung dialirkan melalui parit ke bak pengadukan, setelah bahan merata, campuran dimasukkan ke dalam tangki pencerna melalui pipa masukan bahan.Terbentuknya gasbio terutama gas metana, sangat dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme. Model yang dilakukan pada penelitian ini tidak menambahkan starter, artinya proses dibiarkan alami pada bakteri endegenous yang terdapat dalam campuran kotoran. Pada sistem biologis, mikroorganisme memanfaatkan limbah untuk mensintesis bahan selular baru dan menyediakan energi untuk sintesis. Proses pembentukan gasbio meliputi tiga tahap. Pada tahap pertama, terjadi proses hidrolisis enzimatis terhadap polimer sehingga terbentuk monomer terlarut. Proses ini melibatkan berbagai macam bakteri yang menghasilkan enzim selulolitik, lipolitik, dan enzim proteolitik. Substrat di dalam digester yang terdiri atas karbohidrat, protein, lipida, dan bahan anorganik dipecah menjadi monomer terlarut. Pada tahap kedua, monomer hasil proses hidrolisis akan menjadi substrat pada proses pembentukan asam, produk utama yang dihasilkan adalah berupa asam asetat, asam propionat, dan asam laktat. Produk lainnya berupa gas hidrogen, karbondioksida, dan alkohol sederhana.Pada tahap ketiga bakteri metanogenik mengubah asam asetat, CO2, dan gas H2 menjadi gas metana. Asam formiat juga bisa diubah menjadi metana, tetapi asam formiat tidak selaludihasilkan pada proses fermentasi anaerob. Bakteri metanogenik terbatas kemampuannya dalam mengubah substrat.Satu spesies bakteri hanya bisa mengubah asam asetat menjadi metana, sedangkan spesies lainnya hanya bisa memproduksi metana dari H2 dan CO2.Metana juga dapat dihasilkan dari reduksi metanol, yang merupakan hasil samping dari penguraian karbohidrat.Asam asetat merupakan substrat utama bagi bakteri metanogenik, 70% dari gas metana yang dihasilkan (NAS, 1977).

D.    Peran Biogas Sebagai Energi Alternatif Rumah

Tangga Keluarga Pak Mugiman dengan anggota 4 orang memerlukan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak sebanyak 1 liter setiap harinya. Dalam satu bulannya keluarga tersebut mengeluarkan biaya sebanyak Rp. 90.000,- untuk bahan bakar minyak. Hasil pengamatan terhadap uji pemanfaatan hasil biogas untuk memasak adalah sebagai berikut :
Lama Uji Memasak(menit)
Keterangan
105 menit
air 4 liter
nasi 0,5 liter
135 menit
air 4 liter
nasi 0,5 liter
sayur 1 liter
menggoreng krupuk, tahu,tempe
110 menit
air 4 liter
nasi 0,5 liter
menggoreng krupuk, tempe
150 menit
nasi 0,5 liter
air 4 liter
menggoreng tahu memasak sayur

Data di atas menunjukkan bahwa biogas yang dihasilkan dari pengolahan kotoran ternak sapi di rumah keluarga tersebut sudah dapat termanfaatkan.Terlihat bahwa waktu regenerasi biogas yang dihasilkan untuk dapat digunakan kembali rata-rata adalah 10 hari.Pemanfaatan biogas yang dihasilkan belum dapat dilakukan setiap hari karena terbatasnya volume penampungan gas.Berdasarkan hasil pengujian, pada saat volume penampung gas penuh sampai gas habis, kompor dapat menyala selama 240 menit.Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan gas kembali sampai penampung gas penuh adalah 10 hari. Namun secara praktis, setiap 3 hari sekali, biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak tanpa harus menunggu tangki penampung gas penuh. Artinya jika keluarga tersebut ingin memanfaatkan biogas untuk keperluan memasak setiap hari maka dibutuhkan 3 buah penampung biogas. Sedangkan jumlah ternak yang dimiliki sebanyak 4 ekor sudah dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kotoran sapi untuk pembuatan biogas.



BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Biogas dapat diimplementasikan sebagai alternatif sumber energi skala rumah tangga di peternakan rakyat khususnya di lahan marginal.
2.      Sistem penyediaan energi rumah tangga dari biogas dapat diterapkan untuk keluarga dengan jumlah anggota 4 orang dan kepemilikan sapi 4 ekor.
3.      Upaya optimasi penerapan sistem penyediaan energi alternatif biogas untuk rumah tangga peternak di lahan marginal masih perlu ditingkatkan.




DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/profile/Satriyo_Wahono/publication/273128863_Potensi_Pemanfaatan_Limbah_Peternakan_Sapi_Potong_Melalui_Teknologi_Biogas_Sebagai_Sumber_Energi_Alternatif_Rakyat_Pedesaan_di_Lahan_Marginal_Studi_Kasus_di_Desa_Bandung_Kabupaten_Gunungkidul/links/54f857d70cf210398e95faea.pdf

http://dodymisa.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pemanfaatan-biogas-dari-kotoran.html

http://satrioyudho.blogspot.co.id/2012/01/makalah-biogas.html


http://www.academia.edu/12985279/MAKALAH_ENERGI_BIOGAS

0 Response to "Makalah Fisika: Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif"

Posting Komentar